PENCEMARAN AIR LAUT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akhir-akhir
ini persaingan industri antar bangsa sangat maju dengan pesat.
Pembangunan industri-insdustri kecil maupun besar banyak sekali
bermunculan. Salah satu faktor pendukung sebuah negara
dapat maju harus memilki pembangunan industri, dengan adanya dapat
membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat mensejahterakan dan mengangkat
derajat hidup masyarakat.
Namun
dibalik semua ini ada dampak negatif dari pembangunan industri, antara
lain, semakin cepat terkurasnya SDA, menimbulkan kesenjangan antar
wilayah, dapat memberikan pencemaran bagi lingkungan baik tanah, udara,
maupun air dan masih banyak lagi dampak negatif yang di timbulkan oleh
pembangunan industri ini. Namun di makalah ini cuma akan dijelaskan
mengenai pencemaran air laut.
Dikatakan
industri mengahasilkan dampak pencemaran air laut lebih banyak
khususnya air laut, karena banyak sekali industri yang menghasilkan
limbah berupa logam berat dan tingkat toksisnya sangat tinggi. Seperti
logam-logam berat arsen (As),
kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal
(Pb), air raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn), da juga yang berupa
oksida-oksida karbon (CO dan CO2), oksidaoksida nitrogen (NO dan NO2),
oksida-oksida belerang (SO2 dan SO3), H2S, asam sianida (HCN), senyawa/ion
klorida, partikulat padat seperti asbes, tanah/lumpur, senyawa
hidrokarbon seperti metana, dan heksana. Bahan-bahan pencemar ini
terdapat dalam air, ada yang berupa larutan ada pula yang berupa
partikulat-partikulat, yang masuk melalui bahan makanan yang terbawa ke
dalam pencernaan atau melalui kulit.
Selain
limbah industri ternyata limbah keluarga juga membawa dampak negatif
bagi kehidupan di air laut, seperti buang tinja, diterjen, pembuangan
sampah berupa kaleng plastik juga dapat membuat pencemaran air luat.
1.2 Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu : Bagaimana cara penanggulangan pencemaran air laut yang berasal dari baik limbah industri maupun limbah rumah tangga?
1.3 Tujuan atau Manfaat
Dalam
sebuah tulisan pasti memiliki sebuah tujuan atau manfaat bagi pembaca
maupun bagi penulis sendiri, begitu pula halnya dengan makalah ini
memilki tujuan atau manfaat, selain untuk memenuhi tugas mata kuliah
ilmu kealaman dasar juga memiliki tujuan atau manfaat lain, antara lain:
1. memberikan gambaran dampak pencemaran air laut.
2. memberikan gambaran unsur-unsur berbahaya yang dapat mencemarkan air laut.
3. memberikan gambaran bagaimana cara-cara menanggulangi pencemaran air laut.
Dari beberapa tujuan ini akan ditemukan pada pembahasan dalam bab selanjutnya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pencemaran Air Laut
Pencemaran
air adalah masuknya atau dimasukkannya mahkluk hidup, zat, energi dan
atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas
air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Pencemaran
air disebabkan oleh banyak faktor, namun secara umum sumber-sumber
pencemaran air dapat dikelompokan ke dalam dua kategori yaitu sumber
langsung dan sumber tidak langsung. Sumber-sumber langsung adalah
buangan (effluent) yang berasal dari sumber pencemarnya yaitu limbah
hasil pabrik atau suatu kegiatan dan limbah domestik berupa buangan
tinja dan buangan air bekas cucian, serta sampah. Sedangkan
sumber-sumber tak langsung adalah kontaminan yang masuk melalui air
tanah akibat adanya pencemaran pada air permukaan baik dari limbah
industri maupun dari limbah domestik.
Pencemaran
air laut diatur secara hukum karena air laut merupakan milik umum yang
penguasaannya dimandatkan kepada Pemerintah. Pencemaran air laut perlu
dikendalikan karena akibat pencemaran air dapat mengurangi pemanfaatan
air sebagai modal dasar dan faktor utama pembangunan, di samping itu air
laut merupakan lahan nafkah para nelayan.
2.2 Bahan-Bahan Pencemar Air Laut
a. Sampah
yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang
mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah
industri gula tebu, sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran
manusia dan kotoran hewan, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati. Untuk
proses penguraian sampah-sampah tersebut memerlukan banyak oksigen,
sehingga apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka perairan
(sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme
dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian
sampah yang mengandung protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S
yang berbau busuk, sehingga air tidak di gunakanC, H, S, N, + O2 —–>
CO2 + H2O + H2S + NO + NO2.
b. Bahan
pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan pencemar yang
mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan
penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau
penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah tangga,
limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.
c. Bahan
pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam berat seperti
merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga (Cu), garam-garam
anorganik. Bahan pencemar berupa logam-logam berat yang masuk ke dalam
tubuh biasanya melalui makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ
tubuh seperti ginjal, hati, limpa saluran pencernaan lainnya sehingga
mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.
d. Bahan
pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu
senyawa organik berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti
plastik, deterjen, serat sintetis, limbah industri dan limbah minyak.
Bahan pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme, sehingga
akan menggunung dimana-mana dan dapat mengganggu kehidupan dan
kesejahteraan mahluk hidup.
e. Bahan
pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat, senyawa
fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dengan pesat
sehingga menutupi permukaan air. Selain
itu akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam
air, karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal ini
disebabkan oksigen dan sinar matahari yang diperlukan organisme dalam
air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat masuk ke dalam air.
f. Bahan
pencemar berupa zat radioaktif, dapat menyebabkan penyakit kanker,
merusak sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini berasal dari
limbah PLTN dan dari percobaan-percobaan nuklir lainnya.
g. Bahan
pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah
pembangkit tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air
sebagai pendingin. Bahan pencemar panas ini menyebabkan suhu air
meningkat tidak sesuai untuk kehidupan akuatik (organisme, ikan dan
tanaman dalam air). Tanaman,
ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa
organik. Untuk proses penguraian senyawa organik ini memerlukan oksigen,
sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.
2.3 Pengaruh Pencemaran Air Laut Terhadap kehidupan
Apabila
sumber air tempat kehidupan akuatik (air laut) tercemar, maka siklus
makanan dalam air terganggu dan ekosistem air/kehidupan akuatik akan
terganggu pula. Misalnya organisme yang kecil/lemah seperti plankton
banyak yang mati karena banyak keracunan bahan tercemar, ikan-ikan kecil
pemakan plankton banyak yang mati karena kekurangan makanan, demikian
pula ikan-ikan yang lebih besar pemakan ikan-ikan kecil bila kekurangan
makanan akan mati.
Telah
dijelaskan di atas bahwa bayak sekali unsur-unsur kimia yang dapat
merubah air laut tidak berfungsi lagi seperti : logam-logam berat
seperti arsen (As), kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga
(Cu), fluor (F), timbal (Pb), air raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn),
da juga yang berupa oksida-oksida karbon (CO dan CO2), oksidaoksida
nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang (SO2 dan SO3), H2S, asam
sianida (HCN), senyawa/ion
klorida, partikulat padat seperti asbes, tanah/lumpur, senyawa
hidrokarbon seperti metana, dan heksana. Bahan-bahan pencemar ini
terdapat dalam air, ada yang berupa larutan ada pula yang berupa
partikulat-partikulat, yang masuk melalui bahan makanan yang terbawa ke
dalam pencernaan atau melalui kulit.
Bahan
pencemar unsur-unsur di atas terdapat dalam air laut ataupun dalam air
limbah. Walaupun unsur-unsur di atas dalam jumlah kecil
esensial/diperlukan dalam makanan hewan maupun tumbuh-tumbuhan, akan
tetapi apabila jumlahnya banyak akan bersifat racun, contoh tembaga
(Cu), seng (Zn) dan selenium (Se) dan molibdium esensial untuk tanaman
tetapi bersifat racun untuk hewan.
a. Pengaruh Hg (merkuri) dalam kehidupan
Air
Raksa atau Mercury (Hg) adalah salah satu logam berat dalam bentuk
cair. Terjadinya pencemaran mercury di perairan laut lebih banyak
disebabkan oleh faktor manusia dibanding faktor alam. Meskipun
pencemaran mercury dapat terjadi secara alami tetapi kadarnya sangat
kecil. Pencemaran mercury secara besar-besaran disebabkan karena limbah
yang dibuang oleh manusia.
Manusia telah menggunakan mercury oksida (HgO) dan mercury sulfida (HgS) sebagai zat pewarna dan bahan kosmetik sejak jaman dulu. Dewasa ini mercury telah digunakan secara meluas dalam produk elektronik, industri pembuatan cat, pembuatan gigi palsu, peleburan emas, sebagai katalisator, dan lain-lain. Penggunaan mercury sebagai elektroda dalam pembuatan soda api dalam industri makanan seperti minyak goreng, produk susu, kertas tima, pembungkus makanan juga kadang mencemari makanan tersebut.
Methyl mercury ini masuk ke dalam tubuh organisme laut baik secara langsung dari air maupun mengikuti rantai makanan. Kemudian mencapai konsentrasi yang tinggi pada daging kerang-kerangan, crustacea dan ikan yang merupakan konsumsi sehari-hari bagi masyarakat Minamata. Konsentrasi atau kandungan mercury dalam rambut beberapa pasien di rumah sakit Minamata mencapai lebih 500 ppm. Masyarakat Minamata yang mengonsumsi makanan laut yang tercemar tersebut dalam jumlah banyak telah terserang penyakit syaraf, lumpuh, kehilangan indera perasa dan bahkan banyak yang meninggal dunia.
Manusia telah menggunakan mercury oksida (HgO) dan mercury sulfida (HgS) sebagai zat pewarna dan bahan kosmetik sejak jaman dulu. Dewasa ini mercury telah digunakan secara meluas dalam produk elektronik, industri pembuatan cat, pembuatan gigi palsu, peleburan emas, sebagai katalisator, dan lain-lain. Penggunaan mercury sebagai elektroda dalam pembuatan soda api dalam industri makanan seperti minyak goreng, produk susu, kertas tima, pembungkus makanan juga kadang mencemari makanan tersebut.
Methyl mercury ini masuk ke dalam tubuh organisme laut baik secara langsung dari air maupun mengikuti rantai makanan. Kemudian mencapai konsentrasi yang tinggi pada daging kerang-kerangan, crustacea dan ikan yang merupakan konsumsi sehari-hari bagi masyarakat Minamata. Konsentrasi atau kandungan mercury dalam rambut beberapa pasien di rumah sakit Minamata mencapai lebih 500 ppm. Masyarakat Minamata yang mengonsumsi makanan laut yang tercemar tersebut dalam jumlah banyak telah terserang penyakit syaraf, lumpuh, kehilangan indera perasa dan bahkan banyak yang meninggal dunia.
b. Pengaruh Cd (kadium)
Kadmium
(Cd) menjadi populer sebagai logam berat yang berbahaya setelah
timbulnya pencemaran sungai di wilayah Kumamoto Jepang yang menyebabkan
keracunan pada manusia. Pencemaran kadmium pada air minum di Jepang
menyebabkan penyakit “itai-itai”. Gejalanya
ditandai dengan ketidak-normalan tulang dan beberapa organ tubuh
menjadi mati. Keracunan kronis yang disebabkan oleh Cd adalah kerusakan
sistem fisiologis tubuh seperti pada pernapasan, sirkulasi darah,
penciuman, serta merusak kelenjar reproduksi, ginjal, jantung dan
kerapuhan tulang.
Kadmium
telah digunakan secara meluas pada berbagai industri antara lain
pelapisan logam, peleburan logam, pewarnaan, baterai, minyak pelumas,
bahan bakar. Bahan bakar dan minyak pelumas mengandung Cd sampai 0,5
ppm, batubara mengandung Cd sampai 2 ppm, pupuk superpospat juga
mengandung Cd bahkan ada yang sampai 170 ppm. Limbah cair dari industri
dan pembuangan minyak pelumas bekas yang mengandung Cd masuk ke dalam
perairan laut serta sisa-sisa pembakaran bahan bakar yang terlepas ke
atmosfir dan selanjutnya jatuh masuk ke laut. Konsentrasi Cd pada air
laut yang tidak tercemar adalah kurang dari 1 mg/l atau kurang dari 1
mg/kg sedimen laut.
c. Pengaruh Tb (Timbal)
Timbal
(Pb) juga salah satu logam berat yang mempunyai daya toksitas yang
tinggi terhadap manusia karena dapat merusak perkembangan otak pada
anak-anak, menyebabkan penyumbatan sel-sel darah merah, anemia dan
mempengaruhi anggota tubuh lainnya. Pb dapat diakumulasi langsung dari
air dan dari sedimen oleh organisme laut. Dewasa ini pelepasan Pb ke
atmosfir meningkat tajam akibat pembakaran minyak dan gas bumi yang
turut menyumbang pembuangan Pb ke atmosfir. Selanjutnya Pb tersebut
jatuh ke laut mengikuti air hujan. Dengan kejadian tersebut maka banyak
negara di dunia mengurangi tetraeil Pb pada minyak bumi dan gas alam
untuk mengurangi pencemaran Pb di atmosfir.
Air
merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan di muka bumi terutama bagi
manusia seperti saran jalan ranportasi laut, alat pembangkit listrik,
tempat budidiya biota laut. Oleh karena itu apabila air laut yang akan
digunakan mengandung bahan pencemar akan mengganggu kesehatan manusia,
menyebabkan keracunan bahkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan
kematian apabila bahan pencemar itu tersebut menumpuk dalam jaringan
tubuh manusia. Bahan pencemar yang menumpuk dalam jaringan organ tubuh
dapat meracuni organ tubuh tersebut, sehingga organ tubuh tidak dapat
berfungsi lagi dan dapat menyebabkan kesehatan terganggu bahkan dapat
sampai meninggal.
Selain
bahan pencemar air laut seperti tersebut di atas ada juga bahan
pencemar berupa bibit penyakit (bakteri/virus) misalnya bakteri coli,
disentri, kolera, typhus, para typhus, lever, diare dan bermacam-macam
penyakit kulit. Bahan pencemar ini terbawa air permukaan seperti air
sungai dari buangan air rumah tangga, air buangan rumah sakit, membawa kotoran manusia atau kotoran hewan, yang bermuara di air laut.
2.4 Langkah-Langkah Untuk Menanggulangi Pencemaran Air Laut
Seperti
telah dijelas sebelumnya, pencemaran air laut peroses kejadiaanya
dikelompokkan kedalam dua kelompok, pencemara yang terjadi secara
lansung maupun secara tidak lansung, bahan yang sama. Pencemaran ini
dapat kita tanggulangi dengan cara:
1. Tidak membuang limbah industri ke air laut
2. Tidak mebuang limbah keluarga ke air laut
3. Mengembangkan kesadaran masyarakat dalam membina lingkungan yang baik dan sehat.
4. Rehabilitasi/penanaman hutan bakau dan pengamanan terumbu karang yang rusak terutama di daerah wisata laut.
5. Penanggulangan dan pencegahan terhadap kemungkinan masuknya pembuangan limbah dari luar negeri.
6. Pembangunan industri ke arah kegiataan industri yang berwawasan lingkungan.
a. Memilih teknologi yang hemat bahan baku dan energi yang tidak/sedikit menghasilkan limbah dan tidak merusak lingkungan.
b. Memilih lokasi yang sesuai dengan tata ruang dan daya dukung lingkungan.
c. Memenuhi persyaratan pembuangan limbah.
d. Melaksanakan upaya seminim mungkin limbah yang dihasilkan dan hasil kegiatan tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pencemaran
air adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi
dan/atau komponen lain ke lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan
berkelanjutan. Pencemaran air disebabkan oleh banyak faktor, namun
secara umum sumber-sumber pencemaran air dapat dikelompokan ke dalam dua
kategori yaitu sumber langsung dan sumber tidak langsung.
Telah
dijelaskan di atas bahwa bayak sekali unsur-unsur kimia yang dapat
merubah air laut tidak berfungsi lagi seperti : logam-logam berat
seperti arsen (As), kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga
(Cu), fluor (F), timbal (Pb), air raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn),
da juga yang berupa oksida-oksida karbon (CO dan CO2), oksidaoksida
nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang (SO2 dan SO3), H2S, asam
sianida (HCN), senyawa/ion
klorida, partikulat padat seperti asbes, tanah/lumpur, senyawa
hidrokarbon seperti metana, dan heksana. Bahan-bahan pencemar ini
terdapat dalam air, ada yang berupa larutan ada pula yang berupa
partikulat-partikulat, yang masuk melalui bahan makanan yang terbawa ke
dalam pencernaan atau melalui kulit.
Dan berbagai cara unuk menaggulangi pencemaran air laut, antara lain;
1. Tidak membuang limbah industri ke air laut
2. Tidak mebuang limbah keluarga
3. Mengembangkan kesadaran masyarakat dalam membina lingkungan yang baik dan sehat.
4. Rehabilitasi/penanaman hutan bakau dan pengamanan terumbu karang yang rusak terutama di daerah wisata laut.
5. Penanggulangan dan pencegahan terhadap kemungkinan masuknya pembuangan limbah dari luar negeri.
6. Pembangunan industri ke arah kegiataan industri yang berwawasan lingkungan.
3.2 Saran
Dalam
makalah ini, kami mengajak seluruh lapisan masyarakt ikut serta menjaga
dan meleestarikan kehidupan di air laut, karena air laut sangat
memiliki peranan penting bagi kehidupan mahluk hidup terutama manusia
itu sendiri. Sekarang banyak sekali jenis penyakit yang timbul akibat
pencemaran air khususnya air laut. Seperti
penyakit kulit, terserang penyakit syaraf, lumpuh, kehilangan indera
perasa dan bahkan banyak yang meninggal dunia. Oleh karena itu kita
marilah kita sadar dari sekarang akibat bahan-bahan berbahaya yang
mencemari air laut.
DAFTAR PUSTAKA
http://Bioremoval,
Metode Alternatif Untuk Menanggulangi Pencemaran Logam Berat _
Chem-Is-Try.Org _ Situs Kimia Indonesia _.html,oleh Johan Angga Putra,
diakses pada tanggal 2 November 2009.
http://dampak-pencemaran-pantai-dan-laut.html. oleh Fajar. diakses pada tanggal 2 November 2009.
http://Pengaruh
Pencemaran Air terhadap Hewan, Tumbuh-tumbuhan, dan Tubuh Manusia _
Chem-Is-Try.Org _ Situs Kimia Indonesia _.htm. oleh Achmad lutfi,
diakases pada tanggal 2 November 2009.
http:///zat-pencemar-air.html. oleh Dedy Rachman, diakses pada tanggal 2 November 2009.
http://pendahuluan-strategi-pengelolaan.html. oleh Antonjo, diakses pada tanggal 31 Oktober 2009.
http://cakrad_cetak.php.htm. oleh Suprijanto, diakses pada tanggal 31 Oktober 2009.
http://.google.com/logam
berat sebagai penyumbang pencemaran air laut « Masdony’s Blog.html.
oleh Doni Purnomo, diakses pada tanggal 31 Oktober 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar